Legenda REOG PONOROGO dan WAROK

reog151
Pertunjukan Reog Ponorogo © 2005 arie saksono

Salah satu ciri khas seni budaya Kabupaten Ponorogo Jawa Timur adalah kesenian Reog Ponorogo. Reog, sering diidentikkan dengan dunia hitam, preman atau jagoan serta tak lepas pula dari dunia mistis dan kekuatan supranatural. Reog mempertontonkan keperkasaan pembarong dalam mengangkat dadak merak seberat sekitar 50 kilogram dengan kekuatan gigitan gigi sepanjang pertunjukan berlangsung. Instrumen pengiringnya, kempul, ketuk, kenong, genggam, ketipung, angklung dan terutama salompret, menyuarakan nada slendro dan pelog yang memunculkan atmosfir mistis, unik, eksotis serta membangkitkan semangat. Satu group Reog biasanya terdiri dari seorang Warok Tua, sejumlah warok muda, pembarong dan penari Bujang Ganong dan Prabu Kelono Suwandono. Jumlah kelompok reog berkisar antara 20 hingga 30-an orang, peran utama berada pada tangan warok dan pembarongnya.

reog241
Pembarong dengan Dadak Merak © 2005 arie saksono

Seorang pembarong, harus memiliki kekuatan ekstra. Dia harus mempunyai kekuatan rahang yang baik, untuk menahan dengan gigitannya beban “Dadak Merak” yakni sebentuk kepala harimau dihiasi ratusan helai bulu-bulu burung merak setinggi dua meter yang beratnya bisa mencapai 50-an kilogram selama masa pertunjukan. Konon kekuatan gaib sering dipakai pembarong untuk menambah kekuatan ekstra ini, salah satunya dengan cara memakai susuk, di leher pembarong. Untuk menjadi pembarong tidak cukup hanya dengan tubuh yang kuat. Seorang pembarong pun harus dilengkapi dengan sesuatu yang disebut kalangan pembarong dengan wahyu yang diyakini para pembarong sebagai sesuatu yang amat penting dalam hidup mereka. Tanpa diberkati wahyu, tarian yang ditampilkan seorang pembarong tidak akan tampak luwes dan enak untuk ditonton. Namun demikian persepsi misitis pembarong kini digeser dan lebih banyak dilakukan dengan pendekatan rasional. Menurut seorang sesepuh Reog, Mbah Wo Kucing “Reog itu nggak perlu ndadi. Kalau ndadi itu ya namanya bukan reog, itu jathilan. Dalam reog, yang perlu kan keindahannya“.

Legenda Cerita Reog

Reog dimanfaatkan sebagai sarana mengumpulkan massa dan merupakan saluran komunikasi yang efektif bagi penguasa pada waktu itu. Ki Ageng Mirah kemudian membuat cerita legendaris mengenai Kerajaan Bantaranangin yang oleh sebagian besar masyarakat Ponorogo dipercaya sebagai sejarah. Adipati Batorokatong yang beragama Islam juga memanfaatkan barongan ini untuk menyebarkan agama Islam. Nama Singa Barongan kemudian diubah menjadi Reog, yang berasal dari kata Riyoqun, yang berarti khusnul khatimah yang bermakna walaupun sepanjang hidupnya bergelimang dosa, namun bila akhirnya sadar dan bertaqwa kepada Allah, maka surga jaminannya. Selanjutnya kesenian reog terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Kisah reog terus menyadur cerita ciptaan Ki Ageng Mirah yang diteruskan mulut ke mulut, dari generasi ke generasi.

Menurut legenda Reog atau Barongan bermula dari kisah Demang Ki Ageng Kutu Suryonggalan yang ingin menyindir Raja Majapahit, Prabu Brawijaya V. Sang Prabu pada waktu itu sering tidak memenuhi kewajibannya karena terlalu dipengaruhi dan dikendalikan oleh sang permaisuri. Oleh karena itu dibuatlah barongan yang terbuat dari kulit macan gembong (harimau Jawa) yang ditunggangi burung merak. Sang prabu dilambangkan sebagai harimau sedangkan merak yang menungganginya melambangkan sang permaisuri. Selain itu agar sindirannya tersebut aman, Ki Ageng melindunginya dengan pasukan terlatih yang diperkuat dengan jajaran para warok yang sakti mandraguna. Di masa kekuasaan Adipati Batorokatong yang memerintah Ponorogo sekitar 500 tahun lalu, reog mulai berkembang menjadi kesenian rakyat. Pendamping Adipati yang bernama Ki Ageng Mirah menggunakan reog untuk mengembangkan kekuasaannya.

Reog mengacu pada beberapa babad, Salah satunya adalah babad Kelana Sewandana. Babad Klana Sewandana yang konon merupakan pakem asli seni pertunjukan reog. Mirip kisah Bandung Bondowoso dalam legenda Lara Jongrang, Babad Klono Sewondono juga berkisah tentang cinta seorang raja, Sewondono dari Kerajaan Jenggala, yang hampir ditolak oleh Dewi Sanggalangit dari Kerajaan Kediri. Sang putri meminta Sewondono untuk memboyong seluruh isi hutan ke istana sebagai mas kawin. Demi memenuhi permintaan sang putri, Sewandono harus mengalahkan penunggu hutan, Singa Barong (dadak merak). Namun hal tersebut tentu saja tidak mudah. Para warok, prajurit, dan patih dari Jenggala pun menjadi korban. Bersenjatakan cemeti pusaka Samandiman, Sewondono turun sendiri ke gelanggang dan mengalahkan Singobarong. Pertunjukan reog digambarkan dengan tarian para prajurit yang tak cuma didominasi para pria tetapi juga wanita, gerak bringasan para warok, serta gagah dan gebyar kostum Sewandana, sang raja pencari cinta.

Versi lain dalam Reog Ponorogo mengambil kisah Panji. Ceritanya berkisar tentang perjalanan Prabu Kelana Sewandana mencari gadis pujaannya, ditemani prajurit berkuda dan patihnya yang setia, Pujangganong. Ketika pilihan sang prabu jatuh pada putri Kediri, Dewi Sanggalangit, sang dewi memberi syarat bahwa ia akan menerima cintanya apabila sang prabu bersedia menciptakan sebuah kesenian baru. Dari situ terciptalah Reog Ponorogo. Huruf-huruf reyog mewakili sebuah huruf depan kata-kata dalam tembang macapat Pocung yang berbunyi: Rasa kidung/ Ingwang sukma adiluhung/ Yang Widhi/ Olah kridaning Gusti/ Gelar gulung kersaning Kang Maha Kuasa. Unsur mistis merupakan kekuatan spiritual yang memberikan nafas pada kesenian Reog Ponorogo.

Warok

Warok sampai sekarang masih mendapat tempat sebagai sesepuh di masyarakatnya. Kedekatannya dengan dunia spiritual sering membuat seorang warok dimintai nasehatnya atas sebagai pegangan spiritual ataupun ketentraman hidup. Seorang warok konon harus menguasai apa yang disebut Reh Kamusankan Sejati, jalan kemanusiaan yang sejati.

reog231
Warok dalam pertunjukan Reog Ponorogo © 2005 arie saksono

Warok adalah pasukan yang bersandar pada kebenaran dalam pertarungan antara kebaikan dan kejahatan dalam cerita kesenian reog. Warok Tua adalah tokoh pengayom, sedangkan Warok Muda adalah warok yang masih dalam taraf menuntut ilmu. Hingga saat ini, Warok dipersepsikan sebagai tokoh yang pemerannya harus memiliki kekuatan gaib tertentu. Bahkan tidak sedikit cerita buruk seputar kehidupan warok. Warok adalah sosok dengan stereotip: memakai kolor, berpakaian hitam-hitam, memiliki kesaktian dan gemblakan.Menurut sesepuh warok, Kasni Gunopati atau yang dikenal Mbah Wo Kucing, warok bukanlah seorang yang takabur karena kekuatan yang dimilikinya. Warok adalah orang yang mempunyai tekad suci, siap memberikan tuntunan dan perlindungan tanpa pamrih. “Warok itu berasal dari kata wewarah. Warok adalah wong kang sugih wewarah. Artinya, seseorang menjadi warok karena mampu memberi petunjuk atau pengajaran kepada orang lain tentang hidup yang baik”.Warok iku wong kang wus purna saka sakabehing laku, lan wus menep ing rasa” (Warok adalah orang yang sudah sempurna dalam laku hidupnya, dan sampai pada pengendapan batin).

Syarat menjadi Warok

Warok harus menjalankan laku. “Syaratnya, tubuh harus bersih karena akan diisi. Warok harus bisa mengekang segala hawa nafsu, menahan lapar dan haus, juga tidak bersentuhan dengan perempuan. Persyaratan lainnya, seorang calon warok harus menyediakan seekor ayam jago, kain mori 2,5 meter, tikar pandan, dan selamatan bersama. Setelah itu, calon warok akan ditempa dengan berbagai ilmu kanuragan dan ilmu kebatinan. Setelah dinyatakan menguasai ilmu tersebut, ia lalu dikukuhkan menjadi seorang warok sejati. Ia memperoleh senjata yang disebut kolor wasiat, serupa tali panjang berwarna putih, senjata andalan para warok. Warok sejati pada masa sekarang hanya menjadi legenda yang tersisa. Beberapa kelompok warok di daerah-daerah tertentu masih ada yang memegang teguh budaya mereka dan masih dipandang sebagai seseorang yang dituakan dan disegani, bahkan kadang para pejabat pemerintah selalu meminta restunya.

Gemblakan

Selain segala persyaratan yang harus dijalani oleh para warok tersebut, selanjutnya muncul disebut dengan Gemblakan. Dahulu warok dikenal mempunyai banyak gemblak, yaitu lelaki belasan tahun usia 12-15 tahun berparas tampan dan terawat yang dipelihara sebagai kelangenan, yang kadang lebih disayangi ketimbang istri dan anaknya. Memelihara gemblak adalah tradisi yang telah berakar kuat pada komunitas seniman reog. Bagi seorang warok hal tersebut adalah hal yang wajar dan diterima masyarakat. Konon sesama warok pernah beradu kesaktian untuk memperebutkan seorang gemblak idaman dan selain itu kadang terjadi pinjam meminjam gemblak. Biaya yang dikeluarkan warok untuk seorang gemblak tidak murah. Bila gemblak bersekolah maka warok yang memeliharanya harus membiayai keperluan sekolahnya di samping memberinya makan dan tempat tinggal. Sedangkan jika gemblak tidak bersekolah maka setiap tahun warok memberikannya seekor sapi. Dalam tradisi yang dibawa oleh Ki Ageng Suryongalam, kesaktian bisa diperoleh bila seorang warok rela tidak berhubungan seksual dengan perempuan. Hal itu konon merupakan sebuah keharusan yang berasal dari perintah sang guru untuk memperoleh kesaktian.

Kewajiban setiap warok untuk memelihara gemblak dipercaya agar bisa mempertahankan kesaktiannya. Selain itu ada kepercayaan kuat di kalangan warok, hubungan intim dengan perempuan biarpun dengan istri sendiri, bisa melunturkan seluruh kesaktian warok. Saling mengasihi, menyayangi dan berusaha menyenangkan merupakan ciri khas hubungan khusus antara gemblak dan waroknya. Praktik gemblakan di kalangan warok, diidentifikasi sebagai praktik homoseksual karena warok tak boleh mengumbar hawa nafsu kepada perempuan.

Saat ini memang sudah terjadi pergeseran dalam hubungannya dengan gemblakan. Di masa sekarang gemblak sulit ditemui. Tradisi memelihara gemblak, kini semakin luntur. Gemblak yang dahulu biasa berperan sebagai penari jatilan (kuda lumping), kini perannya digantikan oleh remaja putri. Padahal dahulu kesenian ini ditampilkan tanpa seorang wanita pun.

Reog di masa sekarang

Seniman Reog Ponorogo lulusan sekolah-sekolah seni turut memberikan sentuhan pada perkembangan tari reog ponorogo. Mahasiswa sekolah seni memperkenalkan estetika seni panggung dan gerakan-gerakan koreografis, maka jadilah reog ponorogo dengan format festival seperti sekarang. Ada alur cerita, urut-urutan siapa yang tampil lebih dulu, yaitu Warok, kemudian jatilan, Bujangganong, Klana Sewandana, barulah Barongan atau Dadak Merak di bagian akhir. Saat salah satu unsur tersebut beraksi, unsur lain ikut bergerak atau menari meski tidak menonjol. Beberapa tahun yang lalu Yayasan Reog Ponorogo memprakarsai berdirinya Paguyuban Reog Nusantara yang anggotanya terdiri atas grup-grup reog dari berbagai daerah di Indonesia yang pernah ambil bagian dalam Festival Reog Nasional. Reog ponorogo menjadi sangat terbuka akan pengayaan dan perubahan ragam geraknya.

© 2007 arie saksono

Dari Berbagai Sumber

113 Responses to Legenda REOG PONOROGO dan WAROK

  1. .:deT:. says:

    wa akhirnya saya menemukan ulasan tentang reog yang lengkap dan komprehensif.. buat saya, bahwa reog adalah sindiran untuk bupati majapahit, adalah hal baru.. masyarakat ponorogo pun saya yakin banyak yang gak tahu tentang ini. kalau bisa disebutkan sumbernya yang jelas biar bisa kroscek ke sana.. terimakasih. salam kenal

  2. saksonoarie says:

    Makasih atas response-nya mas det? maaf sumbernya hanya tercantum dari “berbagai sumber” saja, karena memang susunan dari banyak sumber tapi berikut ini yang utama: Pedoman dasar kesenian Reog Ponorogo dalam Pentas Sejarah, Pemda Ponorogo 1993, Pesta Warok di Kota Reog, Forum keadilan 17 Juli 1995, Warok dan Identitas Ponorogo, Kompas, Jumat, 15 Oktober 2004, ++ Berbagai Sumber lain..
    Tks, salam kenal juga, sering-sering mampir ya, nanti segera saya posting yg lainnya ttg budaya Indonesia tercinta > aRie.

  3. RUSDI HIDAYAT says:

    ok ri tob banget.

  4. saksonoarie says:

    Halo kang Rusdi pa kabar? maaf baru dibalas comment-nya, habis keselip!. makasih dah mau singgah, monggo dibaca-baca yang lainnya. btw gimana nih yang baru dari Sumba, dibawa’in tenun ikat gak, he-he?

  5. nakula says:

    wuih … lengkap banget ceritanya.
    Keren, keren …
    Tapi ada sekilas sejarah yang baru aku tahu nih dari cerita ini …
    Gpp, Yang penting REOG masih punya Ponorogo ku tercinta 🙂

  6. sarongbolong says:

    abis baca2 artiklnya Rasanya jiwa ini jg ikut tergugah untuk membesarkan kesenian tanah kelahiranku ini. paling tidak memperkenalkan dan mengemakan ReoG ponorogo..
    Mas det salam kenal ya….

  7. salam kenal mas..
    ceritanya bagus,
    wlu aq bukan orang jawa atau ponorogo,
    aq sangat trtarik kesenian daerah yg ad di indonesia..

    main jg ksiteku.. y..

  8. Antar Prasetyo B. says:

    Salam kenal masss…

    Artikel spt ini sangat diperlukan agar masyarakat (khususnya wong Ponorogo) tahu sejarah ataupun asal usul terjadinya Reog yang sudah menjadi salah satu kesenian yang me-Nasional …. bukan hanya milik Ponorogo, tetapi sudah menjadi kebanggaan Nasional dan yg lebih penting jangan sampai diambil/diakui oleh bangsa lain…he…he…he

    Bravo Reog Ponorogo

  9. indro says:

    wah tidak rasa setelah saya telusuri kisah nyata dan sangat mistis itu sangat menggugah hati saya tentang kesenian reog ponorogo.sebenarnya waktu sd/sekolah dasar sampai smp dulu saya tlah di didik menjadi bujang ganong lama kelamaan saya jg menyukai itu{reog} salam kenal smua rumah saya sukorejo ponorogo utara rumah mbah wo kucing sumoroto kauman

  10. /rif says:

    memang reog Indonesia, Malaysia hanya cari gara2, gak punya kepribadian, jadi jiplak dan klaim kepribadian bangsa lain. Kia punya sejarah ceritanya, gak hanya sebuah pertunjukan reog saja. Indonesia punya jiwanya. artikel yang bagus, nuwun,

  11. micania says:

    wah, terima kasih atas penjelasannya
    saya baru pertama kali nonton reog dan belom ngerti filosofi2 di balik semua gerakan2nya
    emang keren banget, hehehe

  12. boleh minta gambar reognya nggak? boleh ya. ya.. ya..?
    thanks before

  13. saksonoarie says:

    Terima kasih mas dz4ki, sudah mau meminta izin dahulu.. saya menghargai kesadaran intelektual anda.
    Terus terang saya sempat kecewa beberapa waktu lalu, foto dan artikel saya tiba2 muncul/ di copy-paste di blog lain tanpa sepengetahuan saya. saya senang jika artikel atau apapun yang ada di web ini dapat bermanfaat untuk orang lain..

    salam Indonesia > arie

  14. […] kalo pengen tau penjelasan mengenai reog ponorogo lebih jelasnya lagi bisa buka https://ariesaksono.wordpress.com/2007/11/30/legenda-reog-ponorogo-dan-warok/ […]

  15. chaerul umam says:

    mas arie saya minta ijin menyadur tulisan mas tentang reog, untuk liputan festival reog ponorogo 2008 http://www.fotografer.net/isi/forum/topik.php?id=3194007155.

    salam

  16. dee_ says:

    makasih bgt bwt infonya,.
    q ambil beberapa foto dan keterangan bwt tugasq,.makasih bgt ya?

  17. galih anggrian says:

    wah..tanks banget,dg blog iniQ dapat nyelesain tugas??tnks

  18. neta says:

    gambarnya dibanyakain lagi donk om,biar tambah bagoessssssss……….

  19. cah ponorogo iki,arek ndanyang,kidul pasar pas,bien sarange CAMPUR SARI ARENDA,PIYE Ponorogo sik banjira yo??? info kabari yo sing omahe ponorogo,matur nuwon yooo sing ngabari !!!!!

  20. erwin says:

    wah,… iseng iseng cari wallpaper nyantol kesini. tadi ngga niat baca jadi sampe tuntas..
    darah re’ ponorogo jadi ngedesir lagi nich abis baca ini.
    Anak ku tunya barongsai padahal kakeknya punya yang lebih.
    wis tahun iki mesti mulih ke alun alun, kengen karo toko indonesia ne pa’de Bandi.

    Mas gambarnya ta’ ambil buat wallpaper yo’

    Matur suwun banget mas

  21. SILVI says:

    aduh……… muakacih banget aq jadi bisa nyelesaiin tugas ku…………

    thx

  22. Henny Naga Putri says:

    Salam Indonesia,
    Arie,
    Infonya lengkaaap,gambar jg bgsss,smga bsa melestarikan Budaya Indonesia.
    Save our culture!!!!

  23. yuda says:

    Wah… mas arie thx banget info nya. Kalo boleh tahu sumber bukunya dapat dipinjam dari mana? karena hal ini berkaitan juga dengan tugas paper kuliah saya.Trim’s banget yah mas!

  24. dobleh says:

    mas apik banget, kalau begitu biar dunia melek juga kalo reyog itu milik kita bangsa indonesia, bukan melayu, kalau milik melayu khan termasuk tuh tetangga ynag serakah, kalau kita gyunakan istilah melayu… dia berasumsi malaysia juga melayu iadi sah=sah saja, tapi dia dapat banyak dari kita …. sayangnya dari dia tidak ada yang dapat kita ambil kecuali sifat c*l*s

  25. Dri says:

    mas bisa download musik gamelannya nggak ya?
    aku sudah cari” tetep nggak ada…

    tolong mas kl da webnya khusus gamelan reog ponorogo saya minta.
    buwat bljar kendangnya mas.

    tolong kirim ke email saya ya mas plz….
    squart53@ymail.com

  26. […] SENI REOG By boedht Legenda REOG PONOROGO dan WAROK […]

  27. gepenk says:

    Knlin lbh dkt sma pnrgo dong!!?

  28. Erik says:

    Bagus jg ulasanya ,sya sbg orng pnrg sli aj g faham masalh tersbt

  29. s@ndhie says:

    halo kak … pakabar..??
    biasa nih baru mampir klo da maunya… hihihihi..
    minta ijin kopas artikelnya ya kak…
    itung2 ikut nyebarin info tntang budaya indonesia…
    leh ya..ya..ya…??

  30. chairil says:

    Salam Indonesia.

    Mohon pertanyaan saya di reply ke email ya Mas.

    Saya berencana membuat naskah fiksi dgn latar belakang reog ponorogo, pertanyaan saya, mungkinkah seorang gemblak menjadi warok? Tentu saja setelah ia melakukan tapa dan segala macam yang dilakukan para warok.

    Terima kasih Mas Arie

  31. Ulasan yang anda berikan cukup lengkap, sebagai orang ponorogo saya merasa tertelanjangi oleh ulasan ini, great job……

  32. leonardo says:

    jika kelak nanti saya akan tetap menjaga kesenian yang ad di indonesia

  33. dyah says:

    aku suka sekali sama kesenian reog ponorogo yang paling aq suka itu sama jatilan dan dadak merak !!!

  34. Red Horse says:

    Terose tiang sepah2 wonten seng kurang artikele. rojo batoro katong kuwi keturunan tiang pundi, kok mboten di jelasaken. Matur suwon sakderenge.

  35. boogie serra says:

    saya pingin blajar tari pujang ganongnya….. soalnya ada akrobatiknya……… bisa juga disebut breac dancenya INDONESIA……….. hehehheeeeeee

  36. ovva says:

    duh w pusing bgdd nii ,w ada tugas drama di sekolahan terus w kebagian judul reog ponorogo!!!
    pusing deh

  37. Agus says:

    Saya sangat senang kesenian reog ponorogo,perpaduan antara musik dan tariannya sangat bagus.saya sangat bangga menjadi anak indonesia yang mempunyai banyak kesenian di antaranya reog ponorogo ini.saya berjanji akan menjaga budaya kita ini.

  38. pakdhe Bakdi says:

    matur nuwun… sekalian mau ijin .. copy paste tak lebokne FB ku mas..

  39. Sekartaji says:

    Terima kasih mas, mo ijin copy paste di blog saya (akan saya sebutkan sumbernya.

  40. ambi says:

    salam sejahtera bumi ponorogo
    lestarikan budaya asli ponorogo
    sy orang asli ponorogo,,,
    sukses slalu

  41. helmi says:

    maksih banget mas infonya.
    mau minta ijin mas, buat referensi posting blog.

  42. sugiarno says:

    INDONESIA bangga pada Reog Ponorogo …

  43. maima says:

    MMmmmmm,,,infona sih cukup,,,tapi,,syag g di bahas busana apa ja yg plus accecoris yg di guna’in or dipake’ penari 2nya,terutama penari jathilan ,,sekaligus makna dari busana n warnaNa tsbt,pasti tmbh lgkap deh,,,,selain ntu,makna dari setiap gerakan peari jathilan jg pentg dibhas…….

  44. pandi says:

    bagus juga ni ceritanya

  45. adi rejonk says:

    aku setuju, krn aku juga generasi pecinta warok

  46. adi rejonk says:

    aq dah tau cerita warok, aq jg bangga diberi nama adi rejong ( makin kuasa makin lancip atau tajam pemikiranya daya kaweruh )diberi oleh semo wiyono | lomo sadero zaman kerajaan blambangan

  47. zeinjee says:

    aku benar2 kagum ama legenda reog, kemistikanya, ke eksotisannya, ada nya artilkel ini benar2 bisa membuat takjub, betapa indahnya wajah indonesia dengan berbagai ragam cerita dan sejarah budayanya…. nice i like it….

  48. aryn says:

    aq menghargai kesenian reog ini…tp yg msh kpkiran,sbenernya budaya gemblak ini g baik dunk…budaya mreka mengajarkan mnjadi homoseksual….apa itu yg d blg warok itu adl org yg baik,smpurna hdpx…tlg d pkirkan lg…

  49. dede muhtar says:

    salam budaya mas,salam knal jg.waw sy bru nyadar ni stelah lelap menikmati hidup tnp brapresiasi. tryta da rvrensi meakjubkan,ehm bila diizinkan wkt. mas tlg sy knalkan dengan keeksotisan warok+jatilan dalam artikel mas selanjutnya. slm hangat, penikmat sastra.

  50. cuprit riendra says:

    biarpun aq bukan orang ponorogo asli aq sangat banga dengan reog… semoga kesenian reog selalu jaya

  51. […] Legenda REOG PONOROGO dan WAROK November 200751 comments […]

  52. 3bombom says:

    ngak sama dengan cerita ludruk ya, ada suromengolo & surogento gitu waktu aku lihat pertunjukannya…….

  53. riendha says:

    saya suka jalan ceritanya, soalnya saya asli orang ponorogo………..

  54. Kang Padjar says:

    dalam darahku mengalir jiwa sang warok, visit WAROK MASAKINI

  55. ohw says:

    Yang jelas kesenian itu budaya jawa dengan akarnya Hindu/ Buddha .. tidak ada budaya jawa yang akarnya Islam .. karena Islam selalu mengedepankan budaya Arab

  56. ang2ara says:

    Keren banget contentnya, saya jadi mulai bergairah lagi dengan kebudayaan kita, semogad dengan mengenali kebudayaan sendiri kita bisa lebih menghargai bangsa kita.

  57. […] budaya Kabupaten Ponorogo Jawa Timur adalah kesenian Reog Ponorogo. Reog, sering diidentikkan [ source ] Pariwisata Indonesia + Sedikit Humor Yang Tidak […]

  58. yuda says:

    Meskipun aku arek malang….aku bangga indonesia duwe reog ponorogo….
    Reog,,,,ponorogo,,,,dan indonesia adalah satu kata yang tergabung

  59. FANISA says:

    ponorogo is the best ???????????????bisa di sebut KOREA(KOTA REOG ASLI)

  60. pamuji says:

    aku bangga jadi orang ponorogo alias keturunan karena aku cuma numpang lahir di sana heheh

  61. […] 2. https://ariesaksono.wordpress.com/2007/11/30/legenda-reog-ponorogo-dan-warok/ […]

  62. salam kenal….
    saya pecinta kesenian reog ponorogo karna ayah saya juga adalah pemain reog ponorogo, dan saya semakin tau tentang sejarah reog ponorogo itu sendiri…jadi saya semakin tau tentang reog ponorogo…
    sukses selalu

  63. aku bangga telah dilahirkan disini, aku bangga pernah mendengar dan mengenang sejarah ini. gpp malaysia ngaku ngaku, tp sejarah lebih hakiki dari apapun 😀

  64. visit to indonesia and see all wonderfull place to visit ,…

    […]Legenda REOG PONOROGO dan WAROK « arie saksono[…]…

  65. Dahimatul Afidah says:

    Salam kenal, aq fida. aq dr jurusan sejarah, jd aq trtarik buat neliti sejarah Reog.
    Saya pngen buat makalah tentang Reog Ponorogo, tp saya bingung mngenai asal-usul Reog Ponorogo itu. saya baca beberapa buku, namun sejarahnya beda2. tlg y mz.arie jlsin lg sumber2 yang mendukung ttg asal-usul Reog tsb..
    mksi sblumnya.. 🙂

  66. azzam says:

    au ingin mengetahui lebih dalam

  67. isa says:

    owwwwwwwww……..
    gitu to………..

  68. Mr Sukses says:

    negara ini kaya dengan tradisi. buat malaysia mending ngaca dulu ya

  69. wayan wagito says:

    paten

  70. Jack Serizawa says:

    makasih ya… atas bantuannya….

  71. rujal says:

    tujuan dari reog ponorogo sendiri apa yah?

  72. dhen aming says:

    Trimakasih malaysia., karene dengan kamu mengaku – ngaku kebudayaan kami (reyok ponorogo) menjadi lebih terkenal., warisan leluhur yang tak bisa dipungkiri.,…………………..
    Om admin mohon kroscek tentang penulisan kata “REYOK”
    Cari sumber berita yang valid kelihatanya yang bener “REYOK” dech bukan “REOG”.
    kata reog itu terjadi pada masa jabatan bupati Markum Singo dimejo., pada waktu itu dikarenakan Kata REOG mempunyai maksud atau kepanjangan “Resik Endah Omber Girang Gumirang”, itu kelihatan banget sedikit dipaksakan supaya Pas/cocok. padahal kata REYOK sendiri bukan kata singkatan atau tidak punya kepanjangan. REYOK ya REYOK

  73. zalfa dari kota Bekasi says:

    REOG(Resik Endah Omber Girang-Gemirang)

  74. galih says:

    yang bener reyog bukan reog atau reyok. oke!

  75. Terima kasih sekali ,saya asli ponorogo tapi juga gak paham asal muasalnya Reog.dengan adanya posting ini ku jadi tau sekarang.anaku yg cowok ,pengemar reog ,dari kecil sampai sekarang,kalau ada reog ngak mau ketinggalan.

  76. wawan says:

    reog is the best

  77. […] Sumber Share this:TwitterFacebookLike this:LikeBe the first to like this. This entry was posted in Perdulikah kita dgn budaya indonesia?. Bookmark the permalink. ← Nasionalisme Labil atau Latah kah kita? […]

  78. salm rahayu saking kito reog ponorogo sedoyoo….
    podo rene lg rame grebeg suro wes kawiwitan….

  79. Tapriadi says:

    ALHAMDULILLAH, NILAI-NILAI BUDAYA BANGSA TERNYATA ADA YG BERKESESUAIAN DG NILAI-NILAI ISLAM.

  80. sofyan nayfoz zidah says:

    salam kabe arek reog ponorogo,saya juga pemain reog,semoga semua nya dpt melestari kan ksenian itu,…….

  81. sukasuka says:

    Nama Singa Barongan kemudian diubah menjadi Reog, yang berasal dari kata Riyoqun, yang berarti khusnul khatimah yang bermakna walaupun sepanjang hidupnya bergelimang dosa, namun bila akhirnya sadar dan bertaqwa kepada Allah, maka surga jaminannya. Selanjutnya kesenian reog terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman.

    saya belum pernah dengar mengenai hal tersebut di atas walaupun saya lahir di ponorogo. yang jelas, menurut saya reyog itu hanyalah alat propaganda, alat politik. tidak ada yang patut diteladani dari kisah2 tentang terjadinya reyog ataupun kesenian reyog itu sendiri yang sekarang masih berkembang di masyarakat.

  82. lapak qanita.com says:

    kesenian reog ponorogo ini,sangat bagus,reog dipentaskan untuk berbagai acara dijawa,khususnya jawa timur,wajah yang menyeramkan ini,tidak membuat warga tidak menonton pertunjukan reog ponorogo,justru malah banyak yang melihat saat reog ponorogo ada pertunjukan disuatu tempat.

  83. wiiih,, bagus ni,, makasih infonya ya gan,, minta izin copas buat penuebaran seni reog ponorogo cz aku cah ponorogo,, hehe

  84. […] ibunya dimadu hanya karena bagian dari ritual ayahnya menjadi seorang warog dengan memelihara gemblak.Ya dia menaklukan hati seorang pria yang melangkahkan kaki ke Hindia Belanda. Dia pun tak bisa […]

  85. […] ariesaksono.wordpress.com […]

  86. syam says:

    saya seorang warok di paguyuban reog singo mudoh bantar angin di tanjung enim… (sumsel) sangat puas dengan kisah seputaran warog ….. nb; jika memang masih ada warok tua mohon dikirim alamat warok tua di ponorogo….. trimsss….

  87. Sutonohadisaputra says:

    Salm kenal,
    trims atas artikelnya ttg reog ponorogo,sy jd tambah pengetahuan……kebtulan sy ketua kelompk seni Reog Ponorogo Sekar Budoyo Peknbaru,Riau….sy putra pacitan lahir disumatra.

  88. warok says:

    maaf buat admin. tanpa ijin dulu saya copas artikel dari sini sekedar untuk melengkapi koleksi kecintaan saya terhadap tempat dimana saya lahir dan belajar menghargai sejarah. buat admin saya ucapkan terimakasih

  89. Imam Mahfut says:

    aduh kang demen aq….. crito tanah kelahiran q…… walah sing ga pas crito ape dadi warok. kok sedia petek jago. koin receh. aduh SH maningggggg son. maaf ponorogo luhur bukan asal usul dari pitik jago. jangan campur aduk asal usul babad ponorogo karo petguruan kang suwun.

  90. wow it is verry good reog ponorogo bagus sekali I LIKE

  91. zuriono says:

    Reog seni budaya jawa asli perlu di pertahankan. Biar anak cucu kita bisa melihat dan menikmati

  92. […] Sumber | Dunia Unik | Kumpulan Artikel Unik dan […]

  93. d3kik says:

    salut dengan pemerintah dan masyarakat ponorogo yang konsisten melestarikan kesenian REOG, ada suatu filosofi dan pesan moral positif yang terkandung dalam kesenian reog

  94. erna says:

    wah sangat mnarik ceritany au jdi tw asal mula reog ponorogo

    salam putu warog

  95. Thank you for the auspicious writeup. It in fact was a amusement account it.
    Look advanced to more added agreeable from you!
    By the way, how can we communicate?

  96. Great post however , I was wondering if you could write a
    litte more on this subject? I’d be very thankful if you could
    elaborate a little bit more. Kudos!

  97. robbert soom risia fansabella says:

    terimaksh….. 🙂

    • ayunda puspa sari. says:

      Waauuu….. sgh mnpesona. Indah sekali. Ponorogo adalah kota aq di lahirkan. Tapi baru skrg aq tau sejarahnya. Setelah aq baca.aq anak ponorogo. Tapi prnah mmbesar tmpt kelahiran aq. Dari kecil smpai skrg aq jadi anak rantau.

  98. dian says:

    terimakasih admin infonya 🙂 saya izin menyalin untuk keperluan lomba 🙂

  99. […] ibunya dimadu hanya karena bagian dari ritual ayahnya menjadi seorang warog dengan memelihara gemblak.Ya dia menaklukan hati seorang pria yang melangkahkan kaki ke Hindia Belanda. Dia pun tak bisa […]

  100. Tirta sah saka sasana says:

    Saya mau jdi warok gimana

  101. Mayang says:

    Selamat malam admin dan kawan-kawan pembaca,, terimaksih artikelnya menarik sekali dan sangat membantu.. oh ya mohon izin mengenalkan diri, nama saya Mayang bermukim di Bandung, Jawa Barat… walaupun saya bukan orang Ponorogo tapi saya sangat cinta dengan kesenian Reog Ponorogo. Saking cintanya saya membuat skripsi (Tugas akhir) membuat karya pengenai lima penari Reog Ponorogo.. tetapi saya kurang mendapat materi mendalam mengenai (1) tokoh penari warok, Bujangganong dan Klana Sewandana atau Klono mengapa berwajah merah dan memakai topeng berwarna merah.. filosofi apa yang mendasari warna dominan tersebut. Mohon bantuannya bila ada yang bisa menjelaskan. terimakasih… 🙂

  102. choirrudi says:

    ijin share ya mas

  103. Keong says:

    Bedo mbi ceritane mbah kuu ..yoo ak asli dlondonge warok

  104. Kukuh says:

    Zaman terus berkembang,warisan leluhur harus dijaga.
    Meski berkembang warisan budaya yg asli harus tetap dijaga dan dipertahankan meski perkembangan zaman menuntut lebih.
    Bukan sekedar seni budaya namun nilai luhur dari Reog Ponorogo jangan sampai bergeser hanya karena tuntutan dan materi.
    Semoga Reog Ponorogo terus maju dengan kemurnian nya.

Leave a reply to website indonesia Cancel reply